A. PLASTIK
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik
atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau
penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan
performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik.
Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini
berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki
properti keplastikan. Plastik
didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat
menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan
dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan
memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industry.
Jenis plastik[
Plastik dapat digolongkan berdasarkan:
Sifat fisikanya
Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa
didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen
(PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)
Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa
didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan
molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin,
urea-formaldehida
Kinerja dan penggunaanya
Plastik komoditas
sifat mekanik tidak terlalu bagus
tidak tahan panas
Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan,
botol minuman
Plastik teknik
Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
Sifat mekanik bagus
Contohnya: PA, POM, PC, PBT
Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
Plastik teknik khusus
Temperatur operasi di atas 150 °C
Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500
Kgf/cm²)
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
Aplikasi: komponen pesawat
Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
5 ~ 11 Cair (bensin)
9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
1000 ~ 3000 Plastik (polistiren,
polietilen, dll)
Berdasarkan sumbernya
Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet
alam, rambut
Polimer sintetis:
Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen,
polistiren
Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet
sintetis
Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan
dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal
sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
Proses manufaktur plastik
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam
tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam
tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga
menghasilkan penampang yang kontinyu.
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu
cetakan.
Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam
tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison)
kemudian ditiup di dalam cetakan.
Sifat polimer konduktif
Polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer
terkonjugasi yang menunjukkan perubahan ikatan tunggal dan ganda antara
atom-atom karbon pada rantai utama polimer. Ikatan ganda diperoleh dari karbon
yang memiliki empat elektron valensi, namun pada molekul terkonjugasi hanya
memiliki tiga (kadang-kadang dua) atom lain. Elektron yang tersisa membentuk
ikatan π, elektron yang terdelokalisasi pada seluruh molekul. Suatu zat dapat
bersifat polimer konduktif jika mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi.
Contoh dari polimer terkonjugasi adalah plastik tradisonal (polyethylen),
sedangkan polimer konduktif antara lain : polyacetilen, polpyrol, polytiopen, polyaniline dan
lain lain. Indonesia merupakan salah satu penghasil biji plastik untuk jenis
Polypropylene atau PP dan High Density PolyEthylene atau HDPE.
Temperatur (oC)
|
% trans
|
150
|
100
|
100
|
92,5
|
50
|
67,6
|
18
|
40,7
|
0
|
21,4
|
-18
|
4,6
|
-78
|
1,9
|
Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen.
Polyacetilen merupakan polimer terkonjugasi sederhana yang mempunyai dua
bentuk: yaitu bentuk cis dan trans polyacetilen.
Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu
1. cara pemanasan
2. cara dopping.
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur
yang berbeda. Katalis Ti(O-n-C4H9)4-(C2H5)3Al.
Temperatur yang menunjukan proses isomerisasi irreversibel dengan
bentuk cis terjadi pada temperatur yang lebih tinggi pada 145 oC
menghasilkan bentuk trans. Bentuk cis secara termodinamika kurang stabil
dibandingkan dengan bentuk trans. Pada temperatur tinggi, dan secara spontan
isomer cis dapat berubah menjadi trans.
Konduktifitas polyacetilen dapat ditingkatkan dengan proses
halogenasi. Struktur polyacetilen dapat mengalami resonansi sehingga
konduktifitasnya menjadi lebih besar. Adanya resonansi pada poliasetilen
menyebabkan material dapat menghantarkan arus listrik.
Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak
menghasilkan spektrum garis, tetapi reaksi adisi klorin menghasilkan spektrum
polyacetilen yang jelas. Sekarang dikenal doping-induced pita IR yang
disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan 888 cm-1, absorbsi kuat jelas
dibanding undoped polymer.
B. ISOLATOR ATAU PENYEKAT
1. PENGERTIAN ISOLATOR
Bahan
isolator atau sering disebut dengan istilah isolasi adalah suatu
bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat memisahkan bagian-bagian
yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Sehingga untuk bahan isolator
ini perlu diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut, sepeti : sifat
listrik, sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia, dan
lain-lain.
2. DEFINISI ISOLATOR
Definisi sifat listerik
yaitu suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis listrik yang besar agar dapat
mencegah terjadinya rambatan atau kebocoran arus listrik antara hantaran yang
berbeda tegangan atau dengan tanah. Karena pada kenyataannya sering terjadi
kebocoran, maka harus dibatasi sampai sekecil-kecilnya agar tidak melebihi
batas yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku (PUIL : peraturan umum
instalasi listrik).
Definisi sifat
mekanis yaitu Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan penyekat,
maka perlu dipertimbangkan kekuatannya supaya dapat dibatasi hal-hal penyebab
kerusakan karena akibat salah pemakaian. Misal memerlukan bahan yang tahan
terhadap tarikan, maka dipilih bahan dari kain bukan dari kertas karena
lain lebih kuat daripada kertas.
Definisi sifat termisnya yaitu
Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus gaya magnit
berpengaruh kepada penyekat termasuk pengaruh panas dari luar sekitarnya.
Apabila panas yang terjadi cukup tinggi, maka diperlukan pemakaian penyekat
yang tepat agar panas tersebut tidak merusak penyekatnya.
Definisi sifat kimianya yaitu
Akibat panas yang cukup tinggi dapat mengubah susunan kimianya, begitu pula
kelembaban udara atau basah disekitarnya. Apabila kelembaban dan keadaan
basah tidak dapat dihindari, maka harus memilih bahan penyekat yang tahan
air, termasuk juga kemungkinan adanya pengaruh zat-zat yang merusak
seperti : gas, asam, garam, alkali, dan sebagainya.
3. BAHAN BAHAN ISOLATOR
1. Isolator pada bahan-bahan
listerik.
Dalam isolator pada
bahan-bahan listrik terbagi menjadi 3:
— Isolator bentuk padat
— Isolator bentuk cair
— Isolator bentuk gas
2. Isolator pada bahan-bahan padat.
Beberapa macam isoator bentuk padat sesuai dengan asalnya,
diantaranya :
• Bahan
tambang, seperti : batua pualam, asbes, mika, mekanit, mikafolium, mikalek, dan
sebagainya.
• Bahan
berserat, seperti : benang, kain, (tekstil), kertas, prespan, kayu, dll.
• Gelas dan
keramik
• Plastik
• Karet,
bakelit, ebonit, dan sebagainya.
• Bahan
-bahan lain yang dipadatkan.
3. Isolator dalam bentuk
cair ini yang paling banyak digunakan adalah minyaktransformator dan
macam-macam minyak hasil bumi.
4. Isolator bentuk gas
Isolator dalam bentuk gas ini dapat dikelompokkan ke dalam :
udara dan gas –gas lain, seperti : Nitrogen, Hidrogen dan Carbondioksida (CO2),
dan lain-lain.
4. Pebagian Kelas Bahan isolator.
1. Kelas A
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam
pernis atau kompon atau yang terendam d alam cairan dielektrikum (seperti
penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini
adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelum, termasuk kawat email
(enamel) yang terlapis damar-oleo dan daman polyamide.
2. Kelas B
Yaitu bahan bukan organik (seperti : mika, gelas, fiber,
asbes) yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan
biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit,
dan sebagainya).
3. Kelas C
Yaitu bahan bukan organik yang tidak dicelup dan tidak
terikat dengan zat-zat organik, seperti : mika, mikanit, yang tahan panas
(menggunakan bahan pengikat bukan organik), mikalek, gelas dan bahan
keramik. Hanya satu bahan organis saja yang termasuk kelas C yaitu polytetrafluoroethylene
(teflon).
4. Kelas E
Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan
pengikat polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat
lain sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate,
film dan serat polyethylene terephthalate.
5. Kelas F
Yaitu bahan bukan organik yang dicelup atau direkat menjadi
satu dengan eposide, polyurethane atau pernis lain yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H
Yaitu semua bahan komposisi bahan dasar mika, asbes dan gelas
fiber dicelup dalam silikon dan tidak mengandung sesuatu bahan organis seperti
kertas, katun dll.
7. Kelas Y
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis
(seperti kertas, karton, katun, sutera, dan sebagainya) yang tidak dicelup
dalam bahan pernis atau bahan pencelup laiinya. Termasuk juga bahan
termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah
I. Bahan isolasi yang berbentuk gas
a. Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapat dan
mempunyai tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30kV/cm.
Susunan udara di muka bumi, terdiri atas 79% Nitrogen (N2)
dan 20% Oksigen (O2), sedangkan sisanya adalah sekitar 1% terdiri dari: Argon,
Helium, Neon, Kripton, karbondioksida dan lain-lain.
Pada sistem jaringan tenaga listrik, maka udara merupakan
bahan penyekat antara kawat konduktor atau antara kawat konduktor dengan tanah.
Pada tekanan yang tidak terlalu tinggi, udara merupakan bahan penyekat yang
baik, kebocoran melalui udara adalah kecil sekali. Tetapi pada tekanan yang
cukup tinggi, maka akan terjadi loncatan elektron di udara. Udara sering juga
digunakan sebagai pendingin.
B. Hidrogen
Sifat-sifatnya adalah:
tidak berwarna dan tidak berbau,merupakan gas yang
teringan,mudah terbakar tetapi tidak memelihara pembakaran,bila bercampur
dengan udara mudah meletustegangan tembusnya 18 kV/cmgas hidrogen ekonomis bila
dipergunakan pada mesin-mesin kapasitas 15 MW ke atas.
Keuntungan pengunaan gas hidrogen dibandingkan dengan udara
Kebisingan suara berkurangTemperatur pendinginan yang
dibutuhkan relatif rendahEfisiensi dapat naik antara 0,7 sampai 1% lebih tinggi
dengan kepekatan Hidrogen 8 sampai 10 kali lebih rendah daripada udara.Daya
hantar panas hidrogen 6 sampai 7 kali lebih besar daripada udara.Tidak
membutuhkan pengamanan terhadap bahaya kebakaran (hidrogen tidak memelihara
kebakaran).
C. Sulfur Heksafluorida (SF6)
Sulfur heksafluorida (SF6) merupakan suatu gas hasil reaksi
eksotermis antara unsur sulfur dengan fluor :
S + 3 F2 SF6 + 262 kkalori
Sifat-sifatnya :
Merupakan gas terberat (massa jenisnya 6,14 kg/m3 atau
sekitar 5 kali berat udara )Tidak mudah terbakarTidak larut dalam airTidak
beracunTidak berwarna dan tidak berbauTegangan tembusnya sangat tinggi yaitu 75
kV/cmTepat sekali digunakan sebagai pendingin pada peralatan listrik yang menimbulkan
panas atau bunga api.
II. Bahan isolasi berbentuk cair
Bahan isolasi cair biasanya digunakan sebagai bahan pengisi
pada beberapa peralatan listrik, misalnya: transformator, rheostat dsb. Dalam
hal ini, bahan isolasi cair berfungsi sebagai isolator arus listrik dan
sekaligus sebagai pendingin. Oleh karena itu bahan isolator cair harus
mempunyai tegangan tembus yang besar dan daya hantar panas yang tinggi.
a. Minyak transformator
Fungsi minyak transformator adalah mengeluarkan panas yang
ditimbulkan arus listrik dalam kumparan dan melindungi kumparan transformator
dari pengaruh air.
Tegangan tembus minyak transformator untuk jarak 2,5 mm :
Tegangan kerja
Minyak baru
Minyak sedang dipakai
> 35 kV
40 kV
35 kV
6-35 kV
30 kV
25 kV
< 6 kV
30 kV
20 kV
Agar minyak transformator dapt berfungsi sebagai pendingin
yang baik, maka kekentalannya tidak boleh terlalu tinggi agar mudah
bersirkulasi di dalam tangki. Untuk memperpanjang umur minyak transformator,
bisa dilakukan dengan cara mencampurnya dengan senyawa tertentu, antara lain
dengan paraoksi diphenilamin. Senyawa tersebut dimasukkan ke dalam minyak
transformator yang telah dipanasi hingga 85oC. Campuran yang terjadi,
konsentrasinya dibuat 0,1% dan selanjutnya didinginkan. Minyak transformator
yang sudah diberi senyawa paraoksi diphenilamin akan berwarna kemerah-merahan.
III. Bahan isolasi padat
a. Bahan tambang
Bahan tambang merupakan bahan yang asalnya didapat dari
penggalian tanah. Bahan ini ada yang berbentuk bijih (besi, timah, seng dan
lain-lain), dan harus diproses terlebih dahulu dalam dapur untuk mendapatkan
bahan yang dikehendaki. Selain itu ada beberapa brongkolan/batu (pualam, batu
tulis dan sebagainya).
1. Batu pualam
Yang dimaksud dengan batu pualam adalah batu kapur (CaCo3)
atau dolimit yang dipoles. Sifat-sifatnya yaitu ada yang berwarna putih,
kuning, kelabu dan lain-lain tergantung dari warna pigmen, mudah pecah dan
berat, dan mudah menghisap air atau minyak. Karena sifat-sifat tersebut diatas,
maka sekarang batu pualam jarang dipakai sebagai bahan isolasi.
2. Asbes
Asbes merupakan bahan yang berserat, tidak kuat dan mudah
putus. Selain itu asbes tidak bisa terbakar jadi tahan panas tinggi. Asbes
dapat dibuat lempeng-lempeng tipis, yang disebut kertas asbes. Sedangkan semen
asbes dibuat dari bahan-bahan semen Portland sebagai pengikat dari asbes,
kemudian dipres dalam keadaan dingin dan dibuat dalam bentuk papan, lempeng,
tabung dan lain-lain. Asbes disamping digunakan sebagai penyekat panas, juga
sebagai penyekat listrik. Sebagai penyekat listrik, asbes digunakan pada
tegangan rendah. Untuk mempertinggi daya sekat listriknya, asbes dicelupkan
dalam vernis, sirlak atau bahan penyekat lainnya, sehingga daya mekanis dan
daya tahanan airnya lebih kuat.
3. Mika
Sifat-sifat dari mika adalah kekuatan dielektriknya 3.000
V/mm, dielektric loss factornya rendah, tahanan listriknya tinggi, tahan
terhadap panas dan lembab, kekuatan mekanisnya baik, temperaturnya kerjanya
baik, dan mudah lentur tetapi kuat
Bentuk senyawa dari mika :
Mika alam, Muscovita [KAl2, AlSi3O(OH)2] disebut juga Lonit
mika, merupakan bahan yang paling banyak digunakan. Selain itu Phlogopite
[KAl2, AlSiO3(OH)2] sifat-sifatnya tidak sebaik Muscovite, tetapi tahan
terhadap temperatur tinggi, mempunyai kestabilan yang tinggi dan jernih.Mika sintetis,
fluorophlogopite, mika ini dibuat dengan jalan memanaskan campuran antara
silikat, aluminium, magnesium, dan ditambahkan kedalam Fluorence Compound.
Susunan atomnya hampir sama dengan phlogopite.Penggunaan mika :Sebagai bahan
isolasi yang terpenting seperti elemen-elemen pemanas mesin-mesin
elektrikSebagai bahan dielektrik termasuk kelas C, karena tahan terhadap
temperatur, bila dicampur dengan dielektrik kelas A akan membentuk golongan
perantara B dan bila dicampur dengan silikon menghasilkan bahan dielektrik
kelas H dipergunakan sebagai bahan pengisi kapasitor.Sebagai bahan kapasitor,
mica receiving, mica transmitting dan mica reconstituted.
4. Mekanit
Merupakan mika yang dirubah sesuai dengan kebutuhan
pemakainya. Contohnya :
polat mekanit, mekanit komutator, pita mekanit.
b. Bahan-bahan berserat
Ada tiga macam golongan dasar yang dipergunakan yaitu
tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan. Sebenarnya bahan ini kurang baik
sebagai penyekat listrik, karena sifatnya yang sangat menyerap cairan. Kita
tahu bahwa cairan dapat merusak penyekat dan daya sekat listrik akan turun.
Faktor-faktor yang menyebabkan bahan serat dipakai sebagai penyekat listrik
adalah bahannya akan melimpah sehingga harganya murah, daya mekanisnya cukup
baik (kuat dan fleksibel), dengan disusun berlapis-lapis dan dengan dicampur
zat-zat lain, dapat diperbaiki daya mekanisnya, daya sekatnya dan ketahanannya
terhadap panas.
Contohnya benang, terbuat dari atau sutra. Tekstil, terbuat
dari benang yang ditenun dan dijadikan pita atau kain.selain itu dikenal juga
tekstil tiruan, misalnya nilon, tetoron, decron, trilin dan sebagainya..
0 komentar:
Posting Komentar